Featured Posts Coolbthemes

Sponsort

Adsense Two [468 x 60]

Prabowo Terbakar di BBC News

Ahad, 13 Julai 2014

14051189791941399603
(Sumber: http://www.smh.com.au/world/indonesia-election-prabowo-comes-out-swinging-in-votes-dispute-20140711-zt3mz.html)
Tampil dalam wawancara di BBC News, Prabowo seperti orang yang tidak berpijak pada kenyataan. Bukannya menjawab dengan fakta dan argumen rasional, Prabowo malah menjawab pertanyaan dengan tuduhan-tuduhan pada pihak Jokowi. Ketika ditanya soal hasil lembaga survey kredibel seperti CSIS, Kompas dan SMRC, Prabowo langsung menuduh semua lembaga ini sebagai partisan dan completely not objective. Walaupun mengkritik Jokowisebagai tidak menunggu hasil resmi KPUPrabowo sendiri mengklaim kemenangan dirinya dengan argumen data real count yang dipunyai pihaknya (tapi tak ditunjukkannya). Michael Bachelard dari The Sydney Morning Herald mencatat klaim hasil real count dari Hashim Djojohadikusumo, manajer kampanye Prabowo, bahwa pihaknya menang dengan 51,67% (43,9 juta suara untuk Prabowo dan 40,1 juta suara untuk Jokowi). Michael juga mencatat hasil real count dari pihak PDIP dengan 53,24% dukungan bagi Jokowi dari lebih 50% real count yang telah masuk.
Ditanya mengenai style Prabowo dibandingkan style Jokowi yang lebih merakyat, Prabowo langsung menyerang bahwa Jokowi hanya berlagak (act) rendah hati dan merakyat. Prabowo justru menuduh Jokowi murni sebagai produk pencitraan dan sesungguhnya adalah alat penguasa. Ketika ditanya tentang rekam jejaknya yang berlumuran masalah HAM, Prabowo mulai meninggi suaranya. Ketika ditanya mengapa hal itu tidak dapat pernah dijernihkan, Prabowo sekali lagi menuduh bahwa isu itu selalu muncul dari pihak lawan untuk merusak namanya.
Penampilan Prabowo di BBC News membongkar seluruh sikap kampanyenya sendiri. Dalam keseluruhan interview, tampak tak ada niat untuk mengklarifikasi klaim dengan data dan fakta. Justru di TV internasional netral yang tak mampu dikontrolnya ini, yang ada hanya jawaban yang berupa tuduhan kepada pihak Jokowi. Prabowo juga sesumbar untuk menyediakan 16 lembaga survey yang dapat memberikan hasil yang memihak kepadanya,seolah-olah dengan uang segala sesuatu dapat dibeli dan diciptakan. Sesumbar semacam ini justru dilakukan di tengah maraknya informasi tentangpermainan yang dilakukan di lembaga surveynya sendiri. Dan seperti tidak menghiraukan praktek yang menimbulkan banyak pertanyaan di kubunya, Prabowo terang-terangan menuduh pihak Jokowi yang berusaha memanipulasi hasil pemilu dengan “grand design” mereka.
Sama sekali tak tampak jiwa ksatria dan kenegarawan dari Prabowo dalam interview ini. Jawabannya selalu dipenuhi tuduhan pada lawan. Padahal ini baru sekadar proses pemilu. Bagaimana kalau misalnya Prabowo harus berdiplomasi dengan negara lain dalam kasus yang sulit? Apakah yang sudah terbiasa hanya mampu menjawab dengan tuduhan tanpa dasar mampu bersikap lain ketika kondisinya lebih genting dan lebih banyak yang dipertaruhkan?
Ketika didesak dengan pertanyaan, bagaimana kalau dia kalah? Prabowo menjawab keras, “What?! I am confident I win!” Sementara itu, bukan hanya pengamat dalam negeri yang menganggap hasil quick count sebenarnya sudah jelas untuk kemenangan Jokowi, analis luar negeri Edward Aspinall dan Marcus Mietzner juga menegaskan kemenangan Jokowi dalam tulisan mereka.“Let’s be clear about one thing: Joko Widodo (Jokowi) has won Indonesia’s 9 July presidential election. If the formal vote counting and tabulation process concludes without massive fraud, he will be sworn in as the country’s new president on 20 October of this year,” tulis mereka. Kalau tanpa kecurangan, Jokowi akan resmi menjadi presiden Indonesia. Sementara itu, ketiga lembaga survey yang memenangkan Prabowo tidak hadiri undangan perhimpunan lembaga survey (Persepsi) untuk mempresentasikan hasil survey mereka.
Dalam sebuah wawancara di ABC News, Prof. Edward Aspinall dari Australian National University mengatakan bahwa ada risiko nyata niat untuk pemalsuan suara. Aspinall mengatakan bahwa jika ada yang sengaja membuatkebingungan dengan hasil quick count palsu, maka itu hanya masuk akal jika memang ada niat untuk melakukan pemalsuan suara. Aspinall mengatakan bahwa walaupun KPU pusat cenderung bersih, banyak KPU cabang daerah yang perlu diawasi karena rentan pemalsuan dan suap. KPK sudah memperingatkan KPU dan Bawaslu untuk tidak main-main dalam pemilu kali ini. Namun, pengawasan oleh rakyat dan keaktifan untuk melaporkan berbagai temuan akan sangat-sangat diperlukan.
Prabowo tanpa malu menuduh pihak Jokowi-lah yang berusaha melakukan kecurangan pemilu dengan lembaga survey yang justru kredibilitasnya diakui secara internasional. Dan walaupun sering meneriakkan slogan anti-asing, tim kampanye Prabowo mengakui mempekerjakan konsultan politik asal Amerika Rob Allyn. Aspinall mencatat bahwa Rob Allyn mempunyai keahlian dalamnegative campaign dan dalam memproduksi hasil survey yang menunjukkan seolah calon yang lemah terlihat kompetitif. Jadi tampaknya justru pihak Prabowo yang mempunyai “grand design” lengkap untuk manipulasi hasil pemilu.
Banyak hal yang terpaksa harus dipelajari sekaligus oleh rakyat Indonesia dalam pilpres kali ini. Kita memang tidak mengira bahwa pemilu bisa sekotor ini. Kampanye hitam, TV tanpa etika dan bahkan survey palsu mungkin bukan kurikulum ideal dalam pembelajaran demokrasi kita. Namun kita tetap tidak boleh gagal belajar. Cukup sudah Islam dipakai untuk politisasi dan kepentingan kelompok. Cukup sudah kita impor cara-cara kampanye hitam asing. Cukup sudah bulan suci Ramadhan dikotori dengan berbagai ambisi dan kebohongan! Kita harus berani ambil sikap dan secara serius membenci kejahatan!
Saya tak berhenti kagum pada Jokowi yang tampil sederhana di Metro TV danbilang bahwa Prabowo sesungguhnya patriot bangsa yang akan menjunjung tinggi kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia. Jujur saja, saya tak bisa seyakin Jokowi. Kali ini saya benar-benar berharap Jokowi benar.

Read Post | ulasan

Isnin, 10 Februari 2014

Read Post | ulasan
 
© Copyright Atjeh-Online 2011 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates and Theme4all